Klaim Islam yang mengindikasikan adanya Sungai didalam Laut“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Fenomena Sungai di Bawah Laut Coneta Angelita. Berita tentang sungai di bawah laut sempat tersebar di internet, banyak yang percaya tapi ada yang menganggap Hoak. Sebelumnya saya juga takjub bingung dan rada kurang percaya gitu, akhirnya saya coba googling nyari info lebih jelasnya lagi, ternyata saya nemuin blog yang cukup ngasih penjelasan tentang fenomena alam sungai di bawah laut Coneta Angelita.
Coneta Angelita - Sungai di bawah laut? Penjelasan singkat..!
"Awalnya saya sama sekali tidak berniat untuk memposting soal ini. Namun sepertinya Cenote Angelita menjadi begitu terkenalnya di Indonesia sehingga saya menerima banyak sekali email yang meminta saya menuliskan soal ini. Karena itu harap maklum kalau tulisan ini sedikit terlambat."
Saya berusaha mengumpulkan beberapa informasi mengenai Coneta Angelita sehingga kalian bisa mendapatkan informasi yang berbeda dari yang sudah kalian baca. Walaupun tidak banyak yang baru. Banyak yang bertanya kepada saya apakah berita ini sebuah hoax atau bukan. Jawabannya, bukan hoax. tapi ada beberapa hal yang harus diluruskan.
Sebelum masuk ke Coneta Angelita, kita harus mengerti arti "Coneta". Kata "Coneta" itu berasal dari kata suku maya "D'Zonot" yang berarti "Sebuah lubang/gua bawah tanah yang memiliki air". Sedangkan "Angelita" berarti "Malaikat Kecil". Jadi Coneta Angelita berarti "Gua Malaikat Kecil".
Istilah Coneta ini digunakan untuk merujuk kepada gua/lubang yang ada di semenanjung Yucatan, Mexico. Selain Coneta Angelita, di Semenanjung Yucatan, ada Coneta-Coneta lainnya, seperti Coneta Aktun Ha, Coneta Calavera, Coneta Chac Mool dan lain-lain. Formasi gua-gua ini terhubung dengan laut dan terbentuk sekitar 6.500 tahun lalu.
Coneta-Coneta ini memiliki sejarah sangat tua. Suku Maya biasa menggunakannya untuk bepergian ke kota lain. Namun baru pada abad ke-20 ketika penyelaman dan penjelajahan gua menjadi populer. Coneta-coneta ini kembali menarik perhatian.
Coneta Angelita yang sedang kita bicarakan ini terletak sekitar 17 kilometer dari Tulum. Ia memiliki diameter lubang sekitar 30 meter dengan kedalam sekitar 60 meter. Coneta ini berada di bawah hutan lebat yang memiliki keanekaragaman flora fauna yang cukup kaya. Bahkan Jaguar jugatinggal di hutan ini.
Karena itu sebenarnya kurang tepat kalau menyebut Coneta Angelita sebagai sungai di dasar laut. Coneta Angelita sebenarnya sebuah gua berair di tengah hutan, bukan di laut, walaupun airnya memang terhubung dengan laut.
Jika kita menyelam ke dalam Coneta Angelita, kita akan menemukan air tawar pada kedalaman 30 meter pertama yang kemudian diikuti dengan air asin pada kedalaman 60 meter. pada kedalaman itu juga kita bisa melihat sungai dan pohon-pohon di dasarnya.
Nah, Sekarang saya akan membahas tiga karakterisitik Coneta ini yang banyak membingungkan orang, yaitu:
- Mengapa air asin dan air tawar bisa tidak bercampur?
- Bagaimana bisa ada sungai di bawah laut?
- Bagaimana pohon bisa hidup di dalam air?
1. Air Asin dan Air Tawar
Dalam deskripsi mengenai Coneta Angelita, Analoty Beloschin, seorang fotografer profesional mengatakan :
"We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep - salty water and under me i see a river, island and fallen leaves.."
"Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh."
Dari deskripsi ini , kita bisa menyimpulkan kalau air tawar berada di atas air asin. Bagaimana mungkin air asin dan air tawar tidak bercampur.
Jawabannya adalah karena sebuah fenomena yang disebut Halocline.
Halocline adalah zona vertikal di dalam laut dimana kadar garam berubah dengan cepat sejalan perubahan kedalaman. Perubahan kadar garam ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga zona ini kemudian berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.
Air asin memiliki kepadatan yang lebih besar dibandingkan air tawar. Ini membuat ia memiliki berat jenis yang juga lebih besar. Karena itu wajar kalau air tawar berada di atas air asin. Ketika kedua jenis air ini bertemu, ia akan membuat lapisan halocline yang berfungsi menjadi pemisah antara keduanya. Perisitwa ini tidak terjadi di semua pantai atau bagian di laut, namun cukup umum terjadi di gua-gua air yang terhubung ke laut seperti Coneta.
Perbatasan antara air asin dan air tawar (Halocline) pada Coneta Angelita berada pada kedalaman sekitar 33 meter. Dalam kasus Coneta ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan.
jika ingin lebih jelas, kalian bisa membuat halocline sendiri di rumah. Caranya, masukkan air asin ke dalam sebuah gelas hingga setengah gelas terisi. Lalu, taruh spon di atas air. Setelah itu, tuangkan air tawar perlahan-lahan ke dalam gelas. Maka lapisan halocline akan tercipta sehingga air tawar yang masuk tidak bercampur dengan air asin yang dibawahnya.
Fenomena air tawar yang terpisah dengan air asin sebenarnya bukan hal yang baru 2.000 tahun yang lalu, seorang ahli geografi Roma bernama Stroba pernah menulis mengenai para penduduk Latakia, barat Siria, yang mengayuh perahunya sekitar 4 kilometer menjauhi pantai lalu menyelam dengan membawa kantung air dari kulit kambing dan mengambil air tawar berkumpul di laut. Hari ini, para penyelam juga bisa melakukan hal yang sama di banyak pantai dunia.
2. Sungai di Bawah laut
Dalam foto yang bisa kita lihat, Coneta Angelita sepertinya memiliki sungai didasarnya. jika benar, tentu saja akan sangat membingungkan!
Namun sebernya sungai tersebut hanyalah sebuah ilusi. Deskripsi yang paling tepat untuk menyebutnya, buka sungai, melainkan kabut/awan, karena lapisan yang terlihat seperti sungai itu adalah Hidrogen Sulfida. Lapisan ini membentuk kabut/awan tebal yang membuat ilusi sungai.
Tidak banyak yang bisa menyelam sampai kedalaman ini karena lapisan ini terdapat di dasar Coneta Angelita, yaitu di kedalaman sekitar 60 meter.
Lapisan Hidrogen Sulfida ini terbentuk akibat pohon-pohon atau organisme yang membusuk di dasar Coneta. Karena itu lapisan ini memiliki bau yang tidak enak, seperti telur busuk (mungkin sebagian dari kalian juga tahu kalau kita juga mengeluarkan gas ini ketika kita buang angin). Selain karena aktifitas bakteri pembusukan, gas ini juga bisa dihasilakan oleh aktifitas gunung merapi. Dalam kadar yang tinggi, gas ini berbahaya bagi manusia karena bisa menggangu beberapa sistem dalam tubuh manusia.
3. Pohon di Bawah Laut
Saya banyak mendapat pertanyaan ini dan memang ini adalah pertanyaan yang menarik. dari foto diatas, kita bisa melihat kalau pohon di dasar Coneta Angelita mirip dengan pohon yang ada di darat. Kita tahu kalau pohon membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis. Jadi bagaimana mereka bisa hidup di dasar air yang gelap dan dalam?
Jawabannya atas pertanyaan ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu Tidak ada pohon yang hidup di dasar Coneta!
Kebanyakan dari kita salah menginterpretasikan kalimat Anatoly Beloschin. Anatoly mengatakan :
"We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep - salty water and under me isee a river, island and fallen leaves..."
"Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh.
Ini jelas terlihat dari foto-foto yang diambilnya kalau batang-batang pohon ini adlah pohon-pohon yang mati dan daun yang dimaksud adalah daun yang berserakan di dasar Coneta. Anatoly tidak pernah mengatakan melihat pohon hidup di dasar Coneta.